MEDAN PERANG: TEMPAT PALING AMAN DI DUNIA ("AZZAM" rahimahullah -syuhada Jenin-)
sumber : Islamic Awakening  http://www.as-sahwah.com/ 
MEDAN PERANG: TEMPAT PALING AMAN DI DUNIA
oleh Amir Sulaiman
THE BATTLEFIELD: THE SAFEST PLACE ON EARTH
Saya  bersaksi tidak ada yang yang patut untuk disembah di langit dan di bumi  kecuali Allah SWT. Saya bersaksi Muhammad SAW adalah Pesuruh dan Utusan  Allah yang terakhir. Segala puji hanya bagi Allah, kita menyembah hanya  kepada-Nya, kita memohon pertolongan hanya kepada-Nya, kita memohon  ampun hanya kepada-Nya. Kita bertobat kepada-Nya dari kejahatan diri  kita, dan dari kejahatan yang kita lakukan. Siapa yang diberi petunjuk  oleh Allah maka ia tidak akan pernah tersesat dan siapa yang sesat maka  tidak satupun yang dapat memberinya petunjuk.
Kata-kata  berikut ini bukanlah kata-kata seorang Sheikh, bukan pula kata-kata  seorang Ulama, juga bukan kata-kata seorang Ustadz atau Imam. Ini adalah  kata-kata yang ditulis oleh seorang anak muda yang mempersiapkan  dirinya untuk mati. Ini adalah kata-kata dari seseorang yang menyadari  bahwa kehidupan ini akan berakhir dengan kematian, dan hanya Sang  Pencipta yang bebas dari sifat kematian ini. Jika sudah menjadi jelas  bagi kita bahwa kita sedang menuju pada saat kematian, maka hanya orang  bodoh yang tidak mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Tuhannya.  Hidup ini pendek. Dibandingkan dengan akhirat, panjang hidup ini hanya  sepanjang sore hari. Tidak diragukan lagi, suatu hari anda dan saya akan  berdiri di hadapan Allah, hanya ditemani oleh kitab kebaikan yang kita  miliki, timbangan, Surga serta Neraka. Kita akan menyaksikan pria dan  wanita telanjang dirantai dan diseret masuk ke dalam api yang  menyala-nyala seperti hewan diseret masuk ke dalam air. Akan ada jeritan  menyayat hati dan tangis penyesalan yang dalam. Manusia akan tenggelam  dalam kubangan keringatnya sendiri akibat teror dahsyat pada Hari itu.  Tidak seorangpun yang akan berpendapat bahwa hidupnya yang penuh dengan  kesenangan dan dosa akan lebih berharga saat itu. Tidak seorangpun yang  akan berkata, "Ya, sekarang saya akan masuk Neraka, tapi it's OK,  bagaimanapun toh saya telah mengumpulkan bunga sebesar 2,5 juta dollar  selama di dunia". Tidak ada seorangpun yang akan berkata, "Ya, saya  sekarang akan masuk neraka, baiklah, toh saya cinta kepada istri/suami  saya dan cinta saya lebih besar dari apapun juga termasuk rasa takut  saya kepada Allah". Tidak akan ada yang demikian. Mereka akan  memohon-mohon kepada Allah agar diberi kesempatan sekali lagi, berjanji  untuk menyembah Dia dan tidak akan melakukan kejahatan di dunia.  Orang-orang yang sukses pada Hari itu adalah orang-orang yang telah  membuat janji kepada Allah SWT sebelum mereka mati karena mereka tahu  Hari Pengadilan akan datang.
Saya  bukan seorang yang memiliki pengetahuan seputar hal-hal yang misterius,  tapi saya yakinkan anda bahwa anda akan mati. Seperti matahari yang  terbit pagi ini dan tenggelam di sore hari maka andapun akan mati.  Seperti anda dilahirkan kemarin maka esokpun anda akan mati. Takutlah,  dan biarkan hati anda menjerit bila mengingat kematian. Pahamilah bahwa  anda akan terbaring di tanah yang dingin hanya ditemani oleh rasa sesal.  Ketakutan ini bukanlah semata-mata pada ketakutan akan mati tapi lebih  pada apa yang akan terjadi kemudian. Rasa takut akan Hari Kemudian  merupakan satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan anda dari ketakutan  ketika Hari ini tiba. Sebab mereka yang takut pada Hari Kemudian akan  memiliki ketakutan terhadap hal-hal yang menimbulkan dosa sebagaimana  mereka takut akan dibakar. Rasa takut ini akan menyelamatkan mereka dari  dosa. Rasa takut ini akan menyelamatkan mereka dari ketakutan akan azab  ketika mereka berhadapan dengan Allah. Inilah yang disebut dengan  Taqwa.
Jika  kita menyadari akan datangnya Hari dimana teror tidak dapat kita  elakkan dan adzab akan menimpa kita, maka kita akan menyadari alasan  untuk apa kita hidup. Saya persembahkan hidup saya untuk mencegah  kemurkaan Allah. Saya persembahkan hidup saya untuk menyenangkan Dia  yang telah menciptakan saya. Saya merasa hanya sedikit yang dapat saya  lakukan dalam hari-hari hidup saya tapi semuanya masih dalam tujuan  saya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan ini saya konsentrasikan usaha  saya untuk dapat menyelamatkan diri saya dari Neraka dan menemukan jalan  menuju Surga. Dan saya tidak menemukan satupun tempat yang aman bagi  saya di langit dan di bumi selain daripada medan perang, tempat  bertempur (secara fisik) hanya karena Allah SWT semata.
Pahala  dan kenikmatan yang disediakan bagi Mujahid dan Syuhada amat banyak  sehingga sulit untuk dihitung. Selain daripada Rasul-Rasul Utusan Allah,  saya tidak menemukan di dalam Al-Quran, Hadits atau Fatwa Ulama yang  menyebutkan ada seseorang yang lebih dicintai Allah selain daripada  Mujahid, khususnya Syuhada, yang berperang hanya karena Allah. Mujahid,  tentara Allah, adalah manusia terbaik di antara deretan manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Tidaklah  sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak  mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di Jalan Allah dengan  harta dan jiwanya, Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan  harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada  masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan  Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan  pahala yang besar yaitu beberapa derajat daripada-Nya serta ampunan dan  rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS An-Nisaa':95-96]
Firman Allah SWT lainnya :
"Orang-orang  yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta  benda dan diri mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah  orang-orang yang menang. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan  memberikan rahmat-Nya, keridhaan-Nya dan Surga. Mereka memperoleh di  dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di Surga itu  selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar" [QS  At-Taubah:20-22]. 
Diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri: Rasulullah  SAW ditanya, "Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling tinggi  derajatnya?" Rasulullah Muhammad SAW menjawab, "Seorang beriman yang  berjuang di Jalan Allah dengan jiwa dan hartanya...".
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah  SAW bersabda, "Siapa yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya,  menunaikan shalat dengan sempurna dan berpuasa pada Bulan Ramadhan,  dirinya akan dijamin dengan Surga oleh Allah, apakah ia pergi berperang  di Jalan Allah atau tetap di berdiam di tanah kelahirannya". Orang-orang  berkata, "Wahai Rasulullah, apakah akan kita beritahukan kabar gembira  ini kepada yang lainnya?" Rasulullah SAW bersabda, "Allah menyediakan  ratusan ketinggian derajat di Surga kepada Mujahidin yang berjuang di  Jalan-Nya, jarak antara satu derajat dengan derajat yang lain membentang  jauh seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika engkau memohon  kepada Allah, mohonkanlah Al-Firdaus karena itulah tingkat Surga yang  tertinggi".
Ayat  Al-Quran dan Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia terbaik  adalah mereka yang pergi berjihad di Jalan Allah. Jika kita berbicara  seputar Jihad maka orang-orang munafik dan mereka yang tidak memiliki  pengetahuan seringkali menunjuk pada satu Hadits, yaitu Hadits dimana  Rasulullah Muhammad SAW memberitahukan Sahabat-Sahabat Beliau ketika  mereka kembali dari Perang Tabuk, bahwa mereka telah meninggalkan Jihad  kecil (berperang) dan menuju Jihad yang besar (melawan hawa nafsu  sendiri).
Para  Ulama dan Perawi Hadits sepakat bahwa Hadits ini adalah lemah dan  merupakan karangan belaka. Bahkan tidak memerlukan pengetahuan tinggi  untuk dapat melihat Hadits ini adalah lemah dan palsu. Orang-orang  beriman yang hatinya berada di Jalan yang lurus akan menyadari bahwa  Hadits palsu ini tidak berasal dari ajaran Rasulullah SAW. Mereka yang  mengemukakan Hadits palsu ini berkata, "Lebih baik berpuasa dan  mengendalikan rasa lapar, atau shalat dan mengendalikan hawa nafsu  daripada pergi Jihad". Mereka yang meyakini ajaran anti-Jihad ini  tenggelam dalam rasio yang lemah dan menyebabkan bid'ah dalam agama  Allah. Mereka yang meyakini hal ini menjauhkan kebenaran dari Ummat  Islam dan menyebabkan masyarakat kita terus tertindas.
Ada  beberapa Hadits yang secara bulat disepakati oleh Para Ulama dan mereka  yang menuntut ilmu agama. Hadits-hadits yang dimaksud ini ada dalam  Shahih Bukhari. Dengan ijin Allah, Hadits-hadits ini akan memberikan  penjelasan bahwa Jihad (berperang di medan perang) adalah Jihad besar.
Volume 4, Book 52, Number 44: diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Perintahkan padaku satu perbuatan yang pahalanya sama dengan Jihad". Beliau SAW menjawab, "Saya tidak dapat menemukannya".
Kemudian Beliau SAW menambahkan, "Bisakah engkau, selama Mujahid pergi bertempur, melakukan shalat dan berpuasa terus menerus tanpa henti?" (sama panjangnya dengan lama Mujahid pergi bertempur). Orang itu berkata, "Saya tidak mampu. Siapakah yang sanggup melakukannya?". Abu Hurairah kemudian menambahkan, "Para Mujahid diberikan pahala bahkan untuk setiap langkah kuda mereka ketika sedang digembalakan dengan seutas tali".
Volume 4, Book 52, Number 46: diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Mujahid  yang berjuang di Jalan Allah -Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang  berusaha di Jalan-Nya- adalah seperti berpuasa dan shalat terus menerus  tanpa henti. Allah menjamin mereka yang berjuang di Jalan-Nya dengan  surga jika mereka mati terbunuh, atau Ia akan mengembalikan mereka  kembali ke rumah dengan pahala dan kebaikan serta harta rampasan  perang". 
Dua  Hadits ini sudah cukup membuktikan bahwa mereka yang tinggal di rumah  dan berdzikir mengingat Allah, berpuasa dan menegakkan shalat sepanjang  malam adalah tidak sama dengan mereka yang pergi meninggalkan rumahnya  untuk berperang di Jalan Allah. Rasulullah SAW menerangkan bahwa jika  seseorang berpuasa, menegakkan shalat dan berdzikir mengingat Allah  terus menerus tanpa henti, sepanjang waktu yang dihabiskan oleh seorang  Mujahid untuk pergi dan berada di medan perang, maka barulah orang  tersebut akan mendapatkan dirinya sederajat dengan derajat yang  dianugerahkan Allah SWT kepada seorang Mujahid. Seorang Mujahid dapat  pergi dan berada di medan perang selama berbulan-bulan bahkan  bertahun-tahun dan tidak seorangpun yang sanggup untuk berpuasa dan  shalat terus menerus tanpa henti sepanjang waktu itu.
Alasan  mengapa Jihad (berperang di medan perang) adalah lebih besar karena  perbuatan ini mengandung maksud Jihad kecil dan Jihad besar itu  sekaligus dan dilakukan dengan serempak. Seorang Mujahid pada saat  bersamaan tidak hanya harus berjihad menghadapi musuhnya tetapi juga  harus menghadapi hawa nafsunya sendiri. Seorang Mujahid akan sedikit  sekali makan dan tidur. Makanan yang dimakannya hanya seadanya, bahkan  makanan yang kita berikan pada hewan-hewan peliharaan kita jauh lebih  mewah dibandingkan dengan makanan Mujahid. Dia menegakkan shalat di  tempat dimana dirinya dapat ditembak musuh. Dia beristirahat di tempat  dimana dirinya dapat ditangkap dan dibunuh musuh. Dia mempercayakan  segala sesuatunya hanya kepada Allah, mengandalkan dirinya pada  Saudara-Saudara Mujahidnya dan menemukan keamanan dalam suasana mencekam  dan menakutkan. Dia akan berperang menghadapi bisikan syaitan yang  membujuknya untuk lari meninggalkan medan perang dan kembali ke rumahnya  yang memperdayanya dengan kenikmatan hidup. Dia akan mengingat Allah  lebih banyak karena tahu dirinya setiap saat berhadapan dengan maut. Dia  akan menundukkan pandangannya dan melihat liang kuburnya. Dia akan  menyebut asma Allah hingga nafasnya tidak lagi mampu memberinya kekuatan  untuk menggerakkan bibirnya, dan Malaikat Maut mengantarnya hingga  Gerbang Surga. Setiap orang, bahkan mereka yang hanya memiliki pemahaman  samar, akan melihat bahwa Jihad di medan perang meliputi Jihad itu  sendiri dan kesulitan yang ada padanya adalah lebih tinggi tingkatannya.  Allah SWT berfirman :
"Orang-orang  yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta  benda dan diri mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah  orang-orang yang menang." [QS At-Taubah:20]. 
Jihad  di medan perang adalah bagian paling dasar dan utama dalam agama kita.  Selalu ada orang-orang di antara Ummat kita yang menganjurkan amar  ma'ruf nahi munkar. Ada enam hal suci bagi Muslim yang harus dijaga dan  dipertahankan dengan pengorbanan apapun juga :
1) Darah dan hidup mereka
2) Harta kekayaan mereka
3) Kehormatan mereka
4) Intelektualitas mereka
5) Keturunan mereka
6) Agama mereka
Keenam  hal ini harus dijaga sepanjang masa dalam keadaan bagaimanapun juga.  Namun dewasa ini Muslim telah membiarkan keenam hal di atas diperangi  dan direnggut dari diri mereka. Bahkan tentara Amerika telah menguasai  tanah dimana kedua tempat suci Islam berada (Mekkah dan Madinah), satu  hal yang diperangi Rasulullah SAW pada saat Beliau terbaring sakit  menjelang akhir hayatnya. (catatan: berdasarkan pada dua Hadits, "Usir orang-orang kafir keluar dari Jazirah Arab" [HR Bukhari] dan "Jika saya hidup lebih lama lagi, dan atas ijin Allah SWT, saya akan mengusir orang-orang Yahudi dan Kristen dari Jazirah Arab"
[Shahih al-Jami' as-Shaghir]).
Darah  Muslim tidak berharga di mata dunia. Kondisi yang menyakitkan ini  disebabkan karena sebagian besar Muslim telah mengabaikan Jihad. Kita  menjadi satu Ummat yang hanya penuh dengan kalimat-kalimat slogan dan  pamflet belaka. Segalanya menjadi semu sementara orang kafir menatap  dunia dengan pandangan nyata. Rasulullah SAW telah bersabda  memperingatkan kita : "Akan datang satu masa  ketika Ummat Islam diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain yang bangkit  dari berbagai penjuru, layaknya seperti daging di meja makan yang siap  untuk disantap". Salah seorang Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah pada saat itu jumlah kita sedikit?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak,  bahkan jumlah kalian sangat banyak, tetapi kalian seperti buih di laut,  dan rasa hormat serta takut dicabut dari hati musuh kalian. Allah akan  menanamkan penyakit wahn dalam hati kalian". Sahabat bertanya, "Apa itu wahn?" Rasulullah SAW menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada kematian".
Jihad  menjadi tanggungjawab setiap laki-laki Ummat Islam. Begitu banyak  orang-orang yang lemah dan tertindas dimuka bumi. Sekitar 1 juta Muslim  dilaporkan terbunuh di Bosnia, kafir Serbia penyembah berhala membantai  mereka tanpa penyesalan sama sekali. Pada saat saya menulis ini para  isteri, ibu dan gadis-gadis di Kashmir diperkosa dan dibantai oleh  orang-orang Hindu. Atheis Rusia menyerang Saudara-saudara kita di  Chechnya. Muslim Kosovo diserang dan diusir dari rumah mereka oleh  musuh-musuh Allah. Siapa yang bertanggungjawab atas Saudara-Saudari  Muslim ini? Apakah kita, Ummat Islam, mengandalkan PBB untuk menolong  kita? Sejak kapan Ummat Muhammad SAW mengandalkan bantuan orang kafir  yang telah menolak untuk beriman pada Allah dan Rasul-Nya? Dimana  keberadaan laki-laki Muslim? Tidakkah anda merasa marah mendengar  bagaimana musuh-musuh cabul Allah telah memperkosa Saudara-Saudara  Muslimah anda? Apa yang anda tunggu dari mereka sebelum memutuskan untuk  bangkit menghadapi mereka? Apakah anda menunggu sampai mereka membunuh  Muslim dan merampas tanah mereka? Mereka nyata telah melakukan perbuatan  ini. Apakah anda menunggu sampai mereka memperkosa para Muslimah  Shalehah kita dan membantai anak-anak kita? Mereka nyata telah melakukan  perbuatan ini. Apakah anda menunggu sampai mereka menghina Allah SWT  dan Rasulullah SAW? Mereka nyata telah melakukan perbuatan ini. Apakah  anda menunggu sampai mereka datang kepada anda? Apakah anda menunggu  sampai mereka melakukan perbuatan biadab ini di depan mata anda?
Sekelompok  orang-orang beriman mesti bangkit dan mempertahankan agama Allah.  Seseorang harus bangkit melakukannya. Kita seharusnya menjadi malu  karena laki-laki Muslim tidak bertindak seperti layaknya seorang  laki-laki. Kita semestinya menjadi malu karena tidak membela mereka yang  telah diperintahkan Allah SWT untuk dibela. Bagaimana mungkin kita  masih dapat tidur nyenyak di tempat tidur kita tanpa sedikitpun  terganggu oleh hal-hal ini? Insya Allah saya akan bergabung dengan  mereka yang telah memutuskan untuk pergi mempertahankan agama dan Ummat  ini.
Allah SWT telah memerintahkan kita :
"Mengapa  kamu tidak mau berperang di Jalan Allah dan membela orang-orang yang  lemah baik laki-laki, wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a, 'Ya  Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya  dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong  dari sisi Engkau!'" [QS An-Nisaa':75]
Allah SWT juga menegaskan :
"Perangilah  mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan  tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu  terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman" [QS  At-Taubah:14]
Kita,  dan bukan orang lain, yang harus membela dan melindungi wanita dan  anak-anak kita. Mengapa kita gemetar ketakutan terhadap kewajiban yang  dibebankan Allah SWT pada kita? Kita seharusnya bergembira atas  kesempatan yang diberikan pada kita untuk menghukum orang-orang kafir  dan untuk dapat berada dalam derajat yang tinggi di sisi Allah seperti  yang disediakan-Nya bagi Para Mujahid. Begitu banyak pahala yang  tersedia bagi Mujahid yang tidak diberikan kepada orang lain, setidaknya  tujuh hal seperti tersebut berikut :
(catatan: antara lain tersebut dalam HR Imam Ahmad dan At-Tarmidzi dari Al-Miqdam bin Ma'd, Shahih Al-Jami' No. 5058)
1. Tetes pertama darah Syahidnya akan menjadi pengampunan atas seluruh dosa-dosanya
2. Ia akan dibebaskan dari azab kubur
3. Ia akan melintasi titian Shirat pada Hari Kiamat dengan kecepatan cahaya
4. Ia akan dinikahkan dengan tujuhpuluh dua orang bidadari Surga
5. Ia akan dikenakan mahkota dan pakaian keimanan, sehingga manusia lain mengenalinya sebagai seorang Syuhada
6. Dengan ijin Allah ia akan diberi hak untuk memberi Syafa'at bagi tujuhpuluh orang anggota keluarganya
7. Jiwanya bergabung dalam tubuh burung hijau yang terbang bebas di dalam Surga (In the Hearts of Green Birds)
Berada  di medan perang adalah posisi paling aman yang dapat kita capai karena  mereka yang berperang dengan fisiknya pada Jalan Allah tidaklah mati.  Ini adalah satu hal yang disediakan Allah bagi anak cucu Adam AS yang  mendekatkan mereka pada keabadian. Allah SWT telah memerintahkan kita  untuk tidak berpikir bahwa mereka yang bertempur pada Jalan Allah telah  mati. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Janganlah  kamu mengira orang-orang yang gugur di Jalan Allah itu mati, tidak,  mereka bahkan hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka  bergembira disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan  mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di  belakang yang belum menyusul mereka (mati syahid), bahwa tidak ada  kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati" [QS  Ali'Imran:169-170] 
Di  dalam Hadits Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan bahwa jiwa Para  Syuhada berada dalam tubuh burung hijau yang terbang bebas di dalam  Surga.
(catatan: "Sesungguhnya jiwa Para Syuhada berada dalam burung hijau yang memakan buah-buahan Surga" [HR At-Tarmidzi dari Ka'b bin Malik, Shahih al-Jami' No.1555]. Tercatat pula dalam 40 Hadits Qudsi No.27, "Dari Masruq Beliau berkata, 'Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat "Janganlah  kamu mengira orang-orang yang gugur di Jalan Allah itu mati, tidak,  mereka bahkan hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki"'. Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami  bertanya kepada Rasulullah SAW dan Beliau menjawab, 'Jiwa orang-orang  yang mati Syahid berada dalam tubuh burung hijau, memiliki lampion yang  tergantung di bawah 'Arasy. Mereka terbang bebas di dalam Surga dan  kemudian singgah kembali di lampion mereka. Allah SWT memandang kepada  mereka dan bertanya, 'Apakah kalian menginginkan sesuatu?' Mereka  menjawab, 'Apalagi yang kami inginkan sementara kami bebas di dalam  Surga kemanapun kami ingin?' Dan Allah SWT bertanya kepada mereka tiga  kali dengan pertanyaan yang sama. Ketika menyadari mereka akan terus  ditanya kemudian mereka menjawab, 'Wahai Tuhan kami, kami ingin agar  Engkau mengembalikan jiwa kami ke dalam tubuh kami sehingga kami dapat  bertempur dan mati sekali lagi di Jalan-Mu'. Ketika Allah SWT melihat  tidak ada keinginan mereka yang lain maka Dia membiarkan mereka'". Juga  diriwayatkan oleh Muslim, An-Nasa'i and Ibnu Majah. Kata dalam bahasa  Arabnya bukan Qalbu (heart/hati) tetapi Jawf yang berarti di bagian  dalam, dimana hati sebagai pusatnya).
Juga, Mujahid tidak merasakan derita kematian. Diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang mati Syahid tidak merasakan derita kematian kecuali seperti cubitan belaka".
Keamanan  yang diperoleh dengan berada di medan perang merupakan satu dari  berbagai ironi dalam ciptaan Allah. Ketika Allah menciptakan Surga Dia  menyelimutinya dengan kesulitan dan ketika menciptakan Neraka Dia  membungkusnya dengan hasrat keinginan dan hawa nafsu. Hanya mereka yang  percaya kepada Allah dan Janji-Nya yang memiliki rasa takut terhadap  hasrat dan hawa nafsu ini. Mereka menemukan keamanan dalam tiap-tiap  kesulitan yang mereka hadapi. Pada akhirnya, hanya ada dua hasil bagi  mereka yang berjuang di Jalan Allah, yaitu mati syahid yang merupakan  cara mati yang terbaik, atau kemenangan dimana kenikmatan dunia  diperoleh dan pahala akhirat tersedia pada Hari Kemudian. Seorang  Mujahid sejati tidak akan gagal dan ini adalah janji dari Tuhannya.  Allah telah memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata kepada  musuhnya :
"Katakanlah, 'Tidak  ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami kecuali salah satu dari dua  kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu  bahwa Allah akan menimpakan azab yang besar dari sisi-Nya atau melalui  tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kamipun menunggu seperti  kamu'" [QS At-Taubah:52] 
Allah  SWT telah menyediakan sesuatu yang istimewa pada Hari Kemudian hanya  bagi mereka yang beriman kepada-Nya. Sementara bagi mereka yang ragu  kepada Allah dan Janji-Nya akan menjadi orang yang gagal pada Hari itu.  Dalam upaya memberikan penjelasan kepada mereka yang beriman dan yang  ragu, Allah SWT telah menyediakan satu jual beli. Jual beli ini sangat  jelas dan gamblang, tidak sulit untuk dimengerti dan dipahami, langsung  kepada pokok permasalahan dan tujuan, serta tidak menimbulkan  pemahaman/penafsiran berbeda-beda. Tuhan Yang Maha Pencipta telah  berfirman :
"Sesungguhnya Allah  telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan  memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada Jalan Allah, lalu  mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari  Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih  menepati janjinya selain daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual  beli yang telah kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar" [QS  At-Taubah:111]
Allah SWT  menyediakan kita kesempatan yang lebih baik dari apapun juga. Kita  bersama memahami bahwa segala sesuatu yang ada di dalam Surga adalah  lebih baik dari apa yang ada di dunia. Jadi jika kita dihadapkan pada  pilihan maka tentu saja kita lebih memilih Surga daripada dunia.
Allah  SWT berfirman kita dapat menukar hidup dunia ini dengan Surga. Jual  beli ini, sebagaimana tertulis dalam ayat di atas, adalah kesempatan  terbaik yang diberikan oleh Yang Maha Pengampun Maha Penyayang. Hanya  mereka yang bodoh yang akan menolak tawaran jual beli ini. Jika  seseorang datang dan berkata kepada anda, "Besok saya akan memberi anda  13,7 juta dollar asalkan anda saat ini memberi saya uang 1 dollar". Anda  akan berpikir dua hal. Anda berpikir ini adalah tawaran yang amat  menggiurkan, dan serta merta anda mengeluarkan uang 1 dollar dan  menyerahkannya kepada orang itu. Namun di lain pihak anda akan menolak  tawaran ini. Alasan yang masuk akal mengapa anda menolak tawaran ini  adalah karena anda tidak yakin orang ini benar-benar akan memberikan  13,7 juta dollar untuk 1 dollar milik anda. Menjadi jelas dalam pikiran  kita bahwa satu-satunya alasan mengapa seseorang menolak untuk menukar  hidupnya dengan akhirat dan Surga adalah karena dirinya tidak yakin  dengan Janji Allah SWT. Mungkin kita berpikir ada satu jalan yang akan  Allah gunakan agar supaya segala perbuatan kita tidak berguna bagi diri  kita pada Hari Kiamat. Semoga Allah SWT mengampuni kelemahan hati kita.
Apa  keuntungan yang didapat Allah dengan memerintahkan kita untuk melakukan  jual beli ini? Pertanyaan ini terdengar seperti satu pertanyaan konyol,  namun kita seharusnya mempertanyakan diri kita sendiri mengapa kita  tidak memiliki komitmen total kepada Allah, mengapa kita takut  menghadapi medan perang melebihi rasa takut kita terhadap api neraka.  Kita juga patut mempertanyakan mengapa kita lebih memilih hidup ini  sebagai ganti untuk akhirat. Saya percaya kepada Allah dan apa yang  telah difirmankan-Nya adalah benar dan Dia juga tidak mendapatkan  keuntungan apa-apa dari perintah-Nya. Saya akan menjual hidup saya, juga  harta benda saya kepada Allah, semoga saya dapat meraih apa yang telah  dijanjikan-Nya kepada mereka yang percaya pada jual beli ini.
"Karena  itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan  akhirat berperang di Jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di Jalan  Allah lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami  berikan kepadanya pahala yang besar" [QS An-Nisaa':74]
Anak  cucu Adam AS tercipta dengan takdir sifat lemah dan tidak sabar. Dua  sifat ini harus dikendalikan oleh Ummat Islam. Kita memandang keberadaan  akhirat jauh sekali, padahal saat-saat akhir adalah amat dekat dan pada  saat itu setiap anak cucu Adam AS akan mendapatkan apa yang patut  diperoleh atas segala usahanya selama di dunia. Kebaikan yang diperoleh  di dunia dan di akhirat akibat berperang pada Jalan Allah tidak ada  bandingnya sama sekali. Jika kita memahami benar dan dapat merasakan  segala kebaikan itu maka tidak diragukan lagi kita semua akan maju  berperang. Namun di antara kita ada yang hatinya tetap terpaut di rumah,  sifat lemah dan ragu-ragu memenuhi hati mereka. Bayang-bayang ketakutan  menyelimuti mereka seperti gumpalan awan badai yang gelap, menghalangi  mereka dari cahaya Surga. Allah SWT telah menjanjikan mereka yang ada di  Surga akan melihat apa yang selama ini tidak pernah mereka lihat,  telinga mereka akan mendengar apa yang selama ini tidak pernah mereka  dengar, pikiran mereka dipenuhi dengan apa yang selama ini tidak pernah  terpikirkan. Tidak diragukan lagi, jika mereka dapat melihat Surga maka  mereka tidak akan ragu untuk mendatanginya. Namun demikian, mereka  menolak Surga karena rasa takut mereka akan kesulitan dan kesakitan yang  harus mereka hadapi di dunia ini.
"Kalau  yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan  perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi  tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka (Perang Tabuk).  Mereka akan bersumpah dengan nama Allah, 'Jikalau kami sanggup tentulah  kami berangkat bersamamu'. Mereka membinasakan diri mereka sendiri  (akibat sumpah palsu itu), dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya  mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Semoga Allah mema'afkanmu  (Wahai Muhammad SAW). Mengapa kamu memberi ijin kepada mereka untuk  tidak pergi berperang sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam  hal keuzurannya), dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?  Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian tidak akan  meminta ijin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri  mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa" [QS  At-Taubah:42-44]
Kita  sebagai Muslim harus menyimpulkan bahwa Jihad adalah bagian dari ajaran  agama yang tidak dapat dijauhi dan ditinggalkan. Bergembiralah akan  satu kesempatan dimana kita dapat termasuk dalam golongan orang-orang  terhormat, yang diberi kehormatan oleh Yang Maha Tinggi. Malu dan  menghindar dari apa yang telah diperintahkan Allah kepada kita berarti  malu dan menghindar dari sukses. Allah SWT menganugerahkan kepada kita  Jihad sebagai jalan untuk membela dan mempertahankan diri dan keluarga  kita. Saat ini, akibat cinta kita kepada hidup ini, keluarga kita  dibunuh dan dikuasai oleh musuh-musuh Allah. Bisa pengecut meresap dalam  hati laki-laki Muslim yang menyebabkan masyarakat kita tertindas di  seluruh dunia.
Jika  anda tidak dapat pergi berperang maka setidaknya anda berkewajiban  untuk menghimbau orang lain untuk pergi Jihad dan mendukung Jihad dengan  harta dan lisan anda. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Maka  berperanglah (wahai Muhammad SAW) pada Jalan Allah, tidaklah kamu  dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri (jika Ummatnya tidak  mau berperang, Rasulullah SAW tetap diwajibkan pergi berperang meski  seorang diri). Kobarkanlah semangat Para Mu'min untuk berperang.  Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat  besar Kekuatan dan amat keras Siksaan-Nya" [QS An-Nisaa':84]
Saudara-Saudaraku  dalam Islam, bantulah Mujahidin sehingga anda disebut sebagai seorang  Mujahid. Seseorang yang membantu Mujahid untuk membeli senjata adalah  juga seorang Mujahid. Jika kita membiarkan Jihad terabaikan dan  dilupakan orang maka Ummat kita tidak akan pernah lepas dari kekejaman  dan penindasan. Rasulullah Muhammad SAW yang kita cintai berperang 27  kali selama 27 tahun masa kenabiannya. Jika orang yang paling  berpengaruh dan paling mulia di muka bumi ini saja tidak terbebaskan  dari Jihad dan berbagai kesulitan-kesulitan di dalamnya, apa yang  menyebabkan kita berpikir diri kita bebas dari Jihad?
Allah  SWT telah menyediakan tempat berlindung di dunia bagi mereka Ummat  Muhammad SAW. Tempat berlindung ini adalah tempat dimana laki-laki dapat  terhindar dari kematian, kehinaan dan api neraka. Tempat ini adalah  medan perang, tempat bertempur hanya bagi Dia yang telah menciptakan  kita. Tidak diragukan lagi, medan perang adalah tempat paling aman di  dunia bagi mereka yang beriman. Jangan pernah memiliki rasa takut atas  kehormatan, keabadian dan Surga. Masuklah ke dalam medan perang hingga  Allah SWT mengambil jiwa anda kembali kepada-Nya. Saya mengatakan ini  bukan karena saya orang yang shaleh, saya hanya takut hidup saya tidak  berkenan bagi Allah SWT di Hari Kemudian nanti. Setiap waktu saat saya  mengingat kembali segala penolakan yang saya lakukan atas apa-apa yang  telah diwajibkan pada diri saya, juga atas kesempatan-kesempatan dimana  saya memperturutkan hawa nafsu terhadap hal-hal yang haram, maka hati  saya penuh dengan rasa takut.
Alasan  mengapa saya ingin pergi Jihad bukan karena iman saya kuat. Saya ingin  pergi Jihad karena iman saya lemah dan saya takut melihat isi kitab saya  di Hari Kiamat nanti. Tempat berlindung dari dosa-dosa saya adalah  medan perang, membela hamba Allah dan membunuh sahabat-sahabat syaitan.  Dengan berada di Jalan Allah saya merasa berada dalam jubah perlindungan  yang memberi rasa aman karena saya yakin tidak ada rasa sakit dalam  kematian dan saya tidak mati dalam pertempuran di Jalan Allah.
Bagi orang beriman tidak ada bahayanya berada di medan perang, medan perang hanya berbahaya bagi orang-orang kafir.
Saya  memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dalam perbuatan  dan tulisan saya. Saya bersaksi tanpa ragu bahwa tidak ada Tuhan selain  Allah dan Muhammad SAW adalah Nabi penutup, Utusan Allah.
________________________________________________
Wasiat terakhir : "AZZAM" rahimahullah
(Syuhada Indonesia yang syahid di Jenin)
Ya Alloh, jadikan kami generasi yang akan menyusul mereka (para syuhada)para syuhada badr, syuhada uhud, sampai syuhada iraq, afghanistan, pakistan, checnya dan pada hingga akhirnya Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar