-
Selama 3 Abad, dari Abad 16 sampai Abad 19, 40 Kerajaan/kesultanan
Islam di tataran Nusantara yang bernaung dibawah Kekhilafahan Islam
kala itu mempertahankan kedaulatan Islam dari rongrongan kekuatan
Salibis Internasional yang diwakili Portugis dan Belanda (VOC-Belanda
Armed-Trading-System Vs Kerajaan Islam Nusantara).
-
Awal Abad 20, Wilayah Nusantara ini hampir 100% akhirnya dikuasai
oleh Belanda dengan kekalahan di fihak kerajaan2 Islam Nusantara,
kecuali beberapa Wilayah di Aceh. Dengan pengambil alihan wewenang
dari VOC (Perusahaan swasta) kepada Kerajaan Ratu Belanda dengan
diangkatnya seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda.
-
Maka pada Awal Abad 20, tepatnya tahun 1905 tampilah para penggerak
pejuang Islam untuk merebut kembali kekuasaan Islam dari
Kolonialisasi/Salibis Belanda dengan berdirinya SDI-SI. Yang melahirkan
tokoh, BAPAK BANGSA pelanjut H.Samanhudi, beliau adalah H.Oemar Said
Tjokroaminoto.
-
Namun fihak Kolonialisasi tidak tinggal diam, maka pada tahun 1908
diprakarsai berdirinya Boedi Utomo untuk menandingi Syarikat Islam yang
semakin me-masyarakat dan me-nusantara. Namun penggiat dan peminat
Boedi Utomo ternyata hanyalah bersifat sektoral di Jawa saja dan dari
kalangan ningrat saja.
- Walaupun begitu Boedi Utomo berhasil melakukan penetrasi/infiltrasi kedalam SI dengan mengkader Soekarno, murid sekaligus menantu HOS.Tjokroaminoto untuk kemudian menjadi Ideolog Nasionalis Sekuler dengan mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia). Berbarengan dengan Samaun yang dikader Sneevlit menjadi Ideolog Komunis dan berhasil membawa SI Cabang Semarang menjadi SI Merah, cikal bakal PKHT (Partai Komunis Hindia Timur), lalu berganti menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
-
Sepeninggal HOS.Tjokroaminoto, beliau meninggal dunia pada usia 53
tahun, maka diangkatlah Abikusno Tjokroaminoto sebagai Ketua Umum SI
dan SM.Kartosuwiryo bertindak sebagai Sekjen. Disempurnakanlah Program
Tandziem era HOS.Tjokroaminto menjadi Politik Hijrah. Dimana program
Tandziem adalah persatuan para pejuang seluruh Nusantara harus dicapai
Indonesia merdeka. Setelah Indonesia merdeka, perjuangan tidak boleh
berhenti, yaitu mendirikan pemerintahan Islam.
-
Jadi umat Islam bangsa Indonesia harus siap menjadi pelopor tegaknya
kembali khilafah fil ardli. Makanya, setelah revolusi nasional itu
harus ada revolusi Islam. Itulah titiknya. Tapi revolusi Islam ini
harus dikawal pasukan dan tentara. Itulah akhirnya Hisbullah,
Sabilillah, laskar-laskar Islam, termasuk GPII, dijadikan Tentara
Islam Indonesia (TII). Setelah itu Masyumi Jawa Barat menjadi lembaga
perjuangan revolusi Islam yang disebut Majelis Islam.
-
Majelis Islam Inilah yang bermusyawarah, dengan nama Kongres
Cisayong yang dihadiri 1000 ulama memutuskan berdirinya Daulah Islam di
Indonesia, sebagai basis awal Khilafah fil Ardli, dan diangkat
SM.Kartosuwiryo sebagai Imam nya.
- Kehadiran Daulah Islam di Indonesia, pada tanggal 7 Agustus 1949 berlangsung disaat pemerintahan Republik sudah mati suri, bangsa ini sudah tak memiliki lagi penguasa dengan ditawannya Soekarno ke Digul dan perginya M.Hatta ke Deen Hag. Dengan melakukan perlawanan terhadap Belanda yang hendak mencengkramkan lagi jajahannya ke wilayah bangsa ini dari Hisbulloh/TII bulan Februari, dimana pasukan TNI justru kabur ke Jogja dengan alasan mengikuti perjanjian Renville (yang hakikatnya mngakui kalah dari Belanda).
- Pada hari selasa, 17 Februari 1948 terjadi kontak senjata antara TII dengan Belanda. Maka hari tersebut disebut "Yaumul Furqon" (hari pembeda antara HaQ/Hizbulloh dan Batil/Tentaa Kafir Belanda, diresmikan pula sebagai "Hari Angkatan bersenjata TII". Pertempuran ini berlangsung selama 4 bulan, dan dimenangkan TII. Sehingga Belanda mengalami kerugian besar, jika dihitung mencapai 60 juta Gulden.
- Kerugian inilah yang kemudian dalam KMB harus ditanggung oleh pemerintah Republik (lunas tahun 2003) sebagai kompensasi atas diakunya pemerintahan Soekarno Hatta dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat) pada tanggal 27 Desember 1949 di Deen Hag Belanda oleh KMB (Amerika, Belanda, Australia) sebagai kekuatan global.
Rabu, 19 Desember 2012
HOS Tjokroaminoto, Soekarno, SM.Kartosuwiryo (Siapa Bapak Bangsa, Penghianat Bangsa dan Penyelamat Bangsa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Apakah artikel ini ada kevalidtannya?? Terutama di penulisan bahwa tentara islam indonesia menang dalam pertempuran melawan belanda sampai harus merugi 60 juta gulden. Sepertinya rugi sebanyak itu tidak mungkin kecuali kalau TII pakai strategi bumi hangus melawan belanda. Karena TII hanya dipersenjatai senapan, pistol, mortir dan senjata tajam mereka tidak punya kapal laut, pesawat hasil rampasan maupun panser hasil rampasan seperti yang dipunyai oleh TNI. Dan sudah dibuktikan kalau elemen anti republik berupa eks knil dan pribumi pro federalis bergabung ke di/tii setelah kudeta apra gagal.
BalasHapus