NKA NII

NKA NII
Negara Karunia Allah Negara Islam Indonesia

Senin, 04 November 2013

Hijrah adalah Komitmen

Muhammad Rosulullah adalah Nabi Terakhir, Rosulullah terakhir yang menyempurnakan Diin al Islam yang sebelumnya telah  menjadi Konsep dan Sistem Kehidupan bagi golongan al Haq, satu golongan yang komitmen diatas jalan Tauhid, jalan kebenaran yang telah Allah Robb Alam Semesta tetapkan bagi para hambaNya.
Muhammad Rosulullah melakukan perjalanan perjuangan dari mulai titik nadhir, hingga mewujud pada suatu peradaban baru yang menjadi tolak ukur kesempurnaan pola hidup manusia yang beradab. Melaluinya dengan segala kendala dan hambatan, bukan tanpa konsekwensi logis yang menyertainya, meski Beliau seorang “Kekasih Allah”. 13 tahun dilaluinya di tempat kelahirannya Mekah, dimana Bangsa yang pertama menerima RIsalah adalah satu trah dan keturunan dengan dirinya, hingga akhirnya menemukan tempat lain yang lebih memenuhi standarisasi bagaimana Peradaban itu seharusnya dibangun dengan tatanan yang terstruktur, sistematis, dan Modern (menjadi solusi baru terhadap seluruh permasalahan).
Perubahan pola perjuangan dari Mekah ke Madinah merupakan keniscayaan dalam penyermpurnaan Ideologi Gerakan dalam rangka Manifestasi Diin yang memerlukan material-material yang lebih komplek, yang tidak mungkin didapatkan di Mekah yang menggunakan system social politik yang tidak singkron dengan Risalah yang dibawa oleh Rosulullah Muhammad, tatanan yang sudah mapan dan sulit dipenetrasi oleh Rosulullah karena kuatnya pengaruh Ideologi yang didasari Millah Jahiliyah (Ideologi yang diyakini turun temurun) sehingga Rosulullah membutuhkan komunitas diluar keluarganya (Quraish), satu komunitas yang menerima kepemimpinannya, komunitas yang siap dipimpin dan diarahkan menuju tujuan yang mulia (realisasi Diin hingga Kaffah), komunitas yang mendukungnya dan membelanya secara menyeluruh (dukungan social, politik, financial, militer) yang tidak didapatkannya di Mekah. Rosulullah akhirnya menemukannya di Yastrib, ini setelah melalui proses panjang perekrutan link (jaringan) dan pengembangannya hingga mengakses Pemimpin-pemimpin di Yastrib (Aus dan Khazraj) bahkan melalui pemimpin-pemimpin yang dibina langsung oleh Kader Utama Rosulullah (Mush’ab bin Umair) itulah kekuatan lainnya (Musyrikin dan Yahudi di Yastrib) menjadi partner politik utama dalam pendirian system politik dalam bentuk Negara modern yang disebut Madinah.
Keberhasilan Rosulullah dalam mendirikan Negara Madinah bukan tanpa konsekwensi yang menyertainya, satu konsekwensi yang dibangun diatas Komitmen yang Kuat, Komitmen yang merubah kehidupan bagi yang megenggamnya, satu Komitmen yang harus dilalui tanpa terkecuali bagi yang memegang teguh manhaj RosulNya. Komitmen tersebut adalah Hijrah.
Hijrah adalah Komitmen, komitmen untuk tetap konsisten diatas jalan Tauhid. Sebagian kaum muslimin tidak mampu menghadapi konsekwensi dari komitmen yang mereka pegang sebelumnya setelah ada perintah Hijrah. Sebagian menolak hijrah, sebagian lain kembali ke Mekah setelah Hijrah. Dan para Muhajirin (Orang yang komitmen dalam Hijrah) yang konsistenlah kemudian mampu menyempurnakan keimanannya dalam Jihad Fii Sabilillah. Mempertahankan Sistem yang sudah terbangun diatas foundasi Tauhid, al Madinatul Munawarah.
Angkatan Perang Negara Islam Indonesia adalah para Muhajirin yang telah komitmen memperjuangkan system Madinah yang terealisasi dalam Negara Islam Indonesia. Allah akan menguji setiap personal APNII untuk memegang teguh komitmen mereka sebagai Muhajirin. Ujian tertinggi bagi para Muhajirin tidak lain adalah menjalankan Revolusi Islam di Indonesia, diatas Jalan Jihad Fii Sabilillah. Seorang Muhajirin yang tidak melaksanakan Jihad bagaikan jasad tanpa ruh, tidak akan menjadi satu jati diri seorang Hamba Allah yang sempurna. Pengabdian premature yang bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga akan menjadi kendala bagi para Muhajirin lainnya. Mereka akan menjadi kaum lemah dan melemahkan APNII. Sedangkan APNII haruslah dibangun melalui sendi-sendi komitmen personal dan interpersonal yang kuat dan kokoh, dibangun dalam ikatan yang mampu merapatkan seluruh lini barisan Revolusioner. Mereka adalah para Muhajirin-muhajirin yang komitmen dalam jalan Jihad, jalan Revolusi. Yang akan menghantarkan Revolusi Total, Revolusi menuju tegaknya Syari’at Islam, yaitu mengembalikan kedaulatan Negara Islam Indonesia.
Janganlah terpikirkan bagi warga Negara Islam Indonesia sebagai kaum Muhajirin untuk tidak turut serta didalam personal Angkatan Perang Negara Islam Indonesia, konsekwensi logis dalam jalan Revolusi adalah untuk melanjutkan estapeta perjuangan Negara yang sudah lebih dahulu ditanamkan oleh para pendahulu kita. Konsekwensi logis untuk meleburkan diri didalam Revolusi Total. Hal ini adalah satu komitmen dari jual beli yang telah dinyatakan ketika para warga melaksanakan syari’at Hijrah. Jika seandainya ada personal APNII atau Warga Negara Islam Indonesia yang mundur kebelakang, atau menanggalkan bai’atnya, maka mereka telah menyalahi perjanjian Jual Belinya dengan Allah. Seandainya ada warga yang menolak untuk melaksanakan Jihad Fii Sabilillah, maka mereka talahmenyalahi perjanjian Jual Belinya dengan Allah. Mereka adalah selemah-lemahnya kaum Mu’minin. Mereka adalah pesakitan mental yang memang harus mendapatkan kembali pencerahan dari Qur’an dan Sunnah Rosulullah, harus mendapatkan kembali pencerahan dari Konstitusi Negara Islam Indonesia.
Komitmen didalam jalan Hijrah adalah komitmen menjalankan Syari’at Islam, menjalankan Konstitusi Negara Islam Indonesia, memperjuangkan kedaulatannya. Tidak semata-mata Allah akan memberikan JanjiNya bagi yang menuntaskan Jual Belinya, kecuali didalam merealisasikan komitmen ini akan disertai berbagai kendala dan cobaan, disertai berbagai fitnah yang menghujam, disertai kesempitan dan ketakutan. Tapi Allah akan selalu menyertai para Muhajirin yang istiqomah dijalanNya. Allah akan membimbing Kita kepada Mardhotillah, mereka yang iklas dalam memperjuangkan DiinNya. Maka, janganlah pernah takut dan kecil hati wahai Mujahidin Angkatan Perang Negara Islam Indonesia. Kita adalah kaum yang ridho kepadaNya dan diridhoiNya, Kita adalah HambaNya yang Komitmen didalam Hijrah. Komitmen untuk melaksanakan Revolusi Islam demi tegaknya keadilan Allah dimuka Bumi Indonesia. Maka peganglah selalu Janji Setia itu, Janji Kita setia kepada Allah untuk memperjuangkan Negara Islam Indonesia li ‘I la ‘I Kalimatillah. Dan Siapakah yang peling menepati janji? (Selain Allah) maka berbesar hatilah bagi yang memenuhi janjinya…..

Madinah Indonesia, 1 Muharam  1435