NKA NII

NKA NII
Negara Karunia Allah Negara Islam Indonesia

Rabu, 08 Februari 2012

MEDAN PERANG: TEMPAT PALING AMAN DI DUNIA ("AZZAM" rahimahullah -syuhada Jenin-)


MEDAN PERANG: TEMPAT PALING AMAN DI DUNIA ("AZZAM" rahimahullah -syuhada Jenin-)


sumber : Islamic Awakening  http://www.as-sahwah.com/ 

MEDAN PERANG: TEMPAT PALING AMAN DI DUNIA
oleh Amir Sulaiman
THE BATTLEFIELD: THE SAFEST PLACE ON EARTH

Saya bersaksi tidak ada yang yang patut untuk disembah di langit dan di bumi kecuali Allah SWT. Saya bersaksi Muhammad SAW adalah Pesuruh dan Utusan Allah yang terakhir. Segala puji hanya bagi Allah, kita menyembah hanya kepada-Nya, kita memohon pertolongan hanya kepada-Nya, kita memohon ampun hanya kepada-Nya. Kita bertobat kepada-Nya dari kejahatan diri kita, dan dari kejahatan yang kita lakukan. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka ia tidak akan pernah tersesat dan siapa yang sesat maka tidak satupun yang dapat memberinya petunjuk.
Kata-kata berikut ini bukanlah kata-kata seorang Sheikh, bukan pula kata-kata seorang Ulama, juga bukan kata-kata seorang Ustadz atau Imam. Ini adalah kata-kata yang ditulis oleh seorang anak muda yang mempersiapkan dirinya untuk mati. Ini adalah kata-kata dari seseorang yang menyadari bahwa kehidupan ini akan berakhir dengan kematian, dan hanya Sang Pencipta yang bebas dari sifat kematian ini. Jika sudah menjadi jelas bagi kita bahwa kita sedang menuju pada saat kematian, maka hanya orang bodoh yang tidak mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Tuhannya. Hidup ini pendek. Dibandingkan dengan akhirat, panjang hidup ini hanya sepanjang sore hari. Tidak diragukan lagi, suatu hari anda dan saya akan berdiri di hadapan Allah, hanya ditemani oleh kitab kebaikan yang kita miliki, timbangan, Surga serta Neraka. Kita akan menyaksikan pria dan wanita telanjang dirantai dan diseret masuk ke dalam api yang menyala-nyala seperti hewan diseret masuk ke dalam air. Akan ada jeritan menyayat hati dan tangis penyesalan yang dalam. Manusia akan tenggelam dalam kubangan keringatnya sendiri akibat teror dahsyat pada Hari itu. Tidak seorangpun yang akan berpendapat bahwa hidupnya yang penuh dengan kesenangan dan dosa akan lebih berharga saat itu. Tidak seorangpun yang akan berkata, "Ya, sekarang saya akan masuk Neraka, tapi it's OK, bagaimanapun toh saya telah mengumpulkan bunga sebesar 2,5 juta dollar selama di dunia". Tidak ada seorangpun yang akan berkata, "Ya, saya sekarang akan masuk neraka, baiklah, toh saya cinta kepada istri/suami saya dan cinta saya lebih besar dari apapun juga termasuk rasa takut saya kepada Allah". Tidak akan ada yang demikian. Mereka akan memohon-mohon kepada Allah agar diberi kesempatan sekali lagi, berjanji untuk menyembah Dia dan tidak akan melakukan kejahatan di dunia. Orang-orang yang sukses pada Hari itu adalah orang-orang yang telah membuat janji kepada Allah SWT sebelum mereka mati karena mereka tahu Hari Pengadilan akan datang.
Saya bukan seorang yang memiliki pengetahuan seputar hal-hal yang misterius, tapi saya yakinkan anda bahwa anda akan mati. Seperti matahari yang terbit pagi ini dan tenggelam di sore hari maka andapun akan mati. Seperti anda dilahirkan kemarin maka esokpun anda akan mati. Takutlah, dan biarkan hati anda menjerit bila mengingat kematian. Pahamilah bahwa anda akan terbaring di tanah yang dingin hanya ditemani oleh rasa sesal. Ketakutan ini bukanlah semata-mata pada ketakutan akan mati tapi lebih pada apa yang akan terjadi kemudian. Rasa takut akan Hari Kemudian merupakan satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan anda dari ketakutan ketika Hari ini tiba. Sebab mereka yang takut pada Hari Kemudian akan memiliki ketakutan terhadap hal-hal yang menimbulkan dosa sebagaimana mereka takut akan dibakar. Rasa takut ini akan menyelamatkan mereka dari dosa. Rasa takut ini akan menyelamatkan mereka dari ketakutan akan azab ketika mereka berhadapan dengan Allah. Inilah yang disebut dengan Taqwa.
Jika kita menyadari akan datangnya Hari dimana teror tidak dapat kita elakkan dan adzab akan menimpa kita, maka kita akan menyadari alasan untuk apa kita hidup. Saya persembahkan hidup saya untuk mencegah kemurkaan Allah. Saya persembahkan hidup saya untuk menyenangkan Dia yang telah menciptakan saya. Saya merasa hanya sedikit yang dapat saya lakukan dalam hari-hari hidup saya tapi semuanya masih dalam tujuan saya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan ini saya konsentrasikan usaha saya untuk dapat menyelamatkan diri saya dari Neraka dan menemukan jalan menuju Surga. Dan saya tidak menemukan satupun tempat yang aman bagi saya di langit dan di bumi selain daripada medan perang, tempat bertempur (secara fisik) hanya karena Allah SWT semata.
Pahala dan kenikmatan yang disediakan bagi Mujahid dan Syuhada amat banyak sehingga sulit untuk dihitung. Selain daripada Rasul-Rasul Utusan Allah, saya tidak menemukan di dalam Al-Quran, Hadits atau Fatwa Ulama yang menyebutkan ada seseorang yang lebih dicintai Allah selain daripada Mujahid, khususnya Syuhada, yang berperang hanya karena Allah. Mujahid, tentara Allah, adalah manusia terbaik di antara deretan manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di Jalan Allah dengan harta dan jiwanya, Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar yaitu beberapa derajat daripada-Nya serta ampunan dan rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS An-Nisaa':95-96]

Firman Allah SWT lainnya :
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang menang. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat-Nya, keridhaan-Nya dan Surga. Mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di Surga itu selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar" [QS At-Taubah:20-22].
Diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri: Rasulullah SAW ditanya, "Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling tinggi derajatnya?" Rasulullah Muhammad SAW menjawab, "Seorang beriman yang berjuang di Jalan Allah dengan jiwa dan hartanya...".
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, menunaikan shalat dengan sempurna dan berpuasa pada Bulan Ramadhan, dirinya akan dijamin dengan Surga oleh Allah, apakah ia pergi berperang di Jalan Allah atau tetap di berdiam di tanah kelahirannya". Orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, apakah akan kita beritahukan kabar gembira ini kepada yang lainnya?" Rasulullah SAW bersabda, "Allah menyediakan ratusan ketinggian derajat di Surga kepada Mujahidin yang berjuang di Jalan-Nya, jarak antara satu derajat dengan derajat yang lain membentang jauh seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika engkau memohon kepada Allah, mohonkanlah Al-Firdaus karena itulah tingkat Surga yang tertinggi".

Ayat Al-Quran dan Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia terbaik adalah mereka yang pergi berjihad di Jalan Allah. Jika kita berbicara seputar Jihad maka orang-orang munafik dan mereka yang tidak memiliki pengetahuan seringkali menunjuk pada satu Hadits, yaitu Hadits dimana Rasulullah Muhammad SAW memberitahukan Sahabat-Sahabat Beliau ketika mereka kembali dari Perang Tabuk, bahwa mereka telah meninggalkan Jihad kecil (berperang) dan menuju Jihad yang besar (melawan hawa nafsu sendiri).
Para Ulama dan Perawi Hadits sepakat bahwa Hadits ini adalah lemah dan merupakan karangan belaka. Bahkan tidak memerlukan pengetahuan tinggi untuk dapat melihat Hadits ini adalah lemah dan palsu. Orang-orang beriman yang hatinya berada di Jalan yang lurus akan menyadari bahwa Hadits palsu ini tidak berasal dari ajaran Rasulullah SAW. Mereka yang mengemukakan Hadits palsu ini berkata, "Lebih baik berpuasa dan mengendalikan rasa lapar, atau shalat dan mengendalikan hawa nafsu daripada pergi Jihad". Mereka yang meyakini ajaran anti-Jihad ini tenggelam dalam rasio yang lemah dan menyebabkan bid'ah dalam agama Allah. Mereka yang meyakini hal ini menjauhkan kebenaran dari Ummat Islam dan menyebabkan masyarakat kita terus tertindas.
Ada beberapa Hadits yang secara bulat disepakati oleh Para Ulama dan mereka yang menuntut ilmu agama. Hadits-hadits yang dimaksud ini ada dalam Shahih Bukhari. Dengan ijin Allah, Hadits-hadits ini akan memberikan penjelasan bahwa Jihad (berperang di medan perang) adalah Jihad besar.
Volume 4, Book 52, Number 44: diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Perintahkan padaku satu perbuatan yang pahalanya sama dengan Jihad". Beliau SAW menjawab, "Saya tidak dapat menemukannya".

Kemudian Beliau SAW menambahkan, "Bisakah engkau, selama Mujahid pergi bertempur, melakukan shalat dan berpuasa terus menerus tanpa henti?" (sama panjangnya dengan lama Mujahid pergi bertempur). Orang itu berkata, "Saya tidak mampu. Siapakah yang sanggup melakukannya?". Abu Hurairah kemudian menambahkan, "Para Mujahid diberikan pahala bahkan untuk setiap langkah kuda mereka ketika sedang digembalakan dengan seutas tali".

Volume 4, Book 52, Number 46: diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Mujahid yang berjuang di Jalan Allah -Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang berusaha di Jalan-Nya- adalah seperti berpuasa dan shalat terus menerus tanpa henti. Allah menjamin mereka yang berjuang di Jalan-Nya dengan surga jika mereka mati terbunuh, atau Ia akan mengembalikan mereka kembali ke rumah dengan pahala dan kebaikan serta harta rampasan perang".

Dua Hadits ini sudah cukup membuktikan bahwa mereka yang tinggal di rumah dan berdzikir mengingat Allah, berpuasa dan menegakkan shalat sepanjang malam adalah tidak sama dengan mereka yang pergi meninggalkan rumahnya untuk berperang di Jalan Allah. Rasulullah SAW menerangkan bahwa jika seseorang berpuasa, menegakkan shalat dan berdzikir mengingat Allah terus menerus tanpa henti, sepanjang waktu yang dihabiskan oleh seorang Mujahid untuk pergi dan berada di medan perang, maka barulah orang tersebut akan mendapatkan dirinya sederajat dengan derajat yang dianugerahkan Allah SWT kepada seorang Mujahid. Seorang Mujahid dapat pergi dan berada di medan perang selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tidak seorangpun yang sanggup untuk berpuasa dan shalat terus menerus tanpa henti sepanjang waktu itu.
Alasan mengapa Jihad (berperang di medan perang) adalah lebih besar karena perbuatan ini mengandung maksud Jihad kecil dan Jihad besar itu sekaligus dan dilakukan dengan serempak. Seorang Mujahid pada saat bersamaan tidak hanya harus berjihad menghadapi musuhnya tetapi juga harus menghadapi hawa nafsunya sendiri. Seorang Mujahid akan sedikit sekali makan dan tidur. Makanan yang dimakannya hanya seadanya, bahkan makanan yang kita berikan pada hewan-hewan peliharaan kita jauh lebih mewah dibandingkan dengan makanan Mujahid. Dia menegakkan shalat di tempat dimana dirinya dapat ditembak musuh. Dia beristirahat di tempat dimana dirinya dapat ditangkap dan dibunuh musuh. Dia mempercayakan segala sesuatunya hanya kepada Allah, mengandalkan dirinya pada Saudara-Saudara Mujahidnya dan menemukan keamanan dalam suasana mencekam dan menakutkan. Dia akan berperang menghadapi bisikan syaitan yang membujuknya untuk lari meninggalkan medan perang dan kembali ke rumahnya yang memperdayanya dengan kenikmatan hidup. Dia akan mengingat Allah lebih banyak karena tahu dirinya setiap saat berhadapan dengan maut. Dia akan menundukkan pandangannya dan melihat liang kuburnya. Dia akan menyebut asma Allah hingga nafasnya tidak lagi mampu memberinya kekuatan untuk menggerakkan bibirnya, dan Malaikat Maut mengantarnya hingga Gerbang Surga. Setiap orang, bahkan mereka yang hanya memiliki pemahaman samar, akan melihat bahwa Jihad di medan perang meliputi Jihad itu sendiri dan kesulitan yang ada padanya adalah lebih tinggi tingkatannya. Allah SWT berfirman :
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di Jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang menang." [QS At-Taubah:20].
Jihad di medan perang adalah bagian paling dasar dan utama dalam agama kita. Selalu ada orang-orang di antara Ummat kita yang menganjurkan amar ma'ruf nahi munkar. Ada enam hal suci bagi Muslim yang harus dijaga dan dipertahankan dengan pengorbanan apapun juga :

1) Darah dan hidup mereka
2) Harta kekayaan mereka
3) Kehormatan mereka
4) Intelektualitas mereka
5) Keturunan mereka
6) Agama mereka
Keenam hal ini harus dijaga sepanjang masa dalam keadaan bagaimanapun juga. Namun dewasa ini Muslim telah membiarkan keenam hal di atas diperangi dan direnggut dari diri mereka. Bahkan tentara Amerika telah menguasai tanah dimana kedua tempat suci Islam berada (Mekkah dan Madinah), satu hal yang diperangi Rasulullah SAW pada saat Beliau terbaring sakit menjelang akhir hayatnya. (catatan: berdasarkan pada dua Hadits, "Usir orang-orang kafir keluar dari Jazirah Arab" [HR Bukhari] dan "Jika saya hidup lebih lama lagi, dan atas ijin Allah SWT, saya akan mengusir orang-orang Yahudi dan Kristen dari Jazirah Arab"
[Shahih al-Jami' as-Shaghir]).

Darah Muslim tidak berharga di mata dunia. Kondisi yang menyakitkan ini disebabkan karena sebagian besar Muslim telah mengabaikan Jihad. Kita menjadi satu Ummat yang hanya penuh dengan kalimat-kalimat slogan dan pamflet belaka. Segalanya menjadi semu sementara orang kafir menatap dunia dengan pandangan nyata. Rasulullah SAW telah bersabda memperingatkan kita : "Akan datang satu masa ketika Ummat Islam diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain yang bangkit dari berbagai penjuru, layaknya seperti daging di meja makan yang siap untuk disantap". Salah seorang Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah pada saat itu jumlah kita sedikit?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak, bahkan jumlah kalian sangat banyak, tetapi kalian seperti buih di laut, dan rasa hormat serta takut dicabut dari hati musuh kalian. Allah akan menanamkan penyakit wahn dalam hati kalian". Sahabat bertanya, "Apa itu wahn?" Rasulullah SAW menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada kematian".

Jihad menjadi tanggungjawab setiap laki-laki Ummat Islam. Begitu banyak orang-orang yang lemah dan tertindas dimuka bumi. Sekitar 1 juta Muslim dilaporkan terbunuh di Bosnia, kafir Serbia penyembah berhala membantai mereka tanpa penyesalan sama sekali. Pada saat saya menulis ini para isteri, ibu dan gadis-gadis di Kashmir diperkosa dan dibantai oleh orang-orang Hindu. Atheis Rusia menyerang Saudara-saudara kita di Chechnya. Muslim Kosovo diserang dan diusir dari rumah mereka oleh musuh-musuh Allah. Siapa yang bertanggungjawab atas Saudara-Saudari Muslim ini? Apakah kita, Ummat Islam, mengandalkan PBB untuk menolong kita? Sejak kapan Ummat Muhammad SAW mengandalkan bantuan orang kafir yang telah menolak untuk beriman pada Allah dan Rasul-Nya? Dimana keberadaan laki-laki Muslim? Tidakkah anda merasa marah mendengar bagaimana musuh-musuh cabul Allah telah memperkosa Saudara-Saudara Muslimah anda? Apa yang anda tunggu dari mereka sebelum memutuskan untuk bangkit menghadapi mereka? Apakah anda menunggu sampai mereka membunuh Muslim dan merampas tanah mereka? Mereka nyata telah melakukan perbuatan ini. Apakah anda menunggu sampai mereka memperkosa para Muslimah Shalehah kita dan membantai anak-anak kita? Mereka nyata telah melakukan perbuatan ini. Apakah anda menunggu sampai mereka menghina Allah SWT dan Rasulullah SAW? Mereka nyata telah melakukan perbuatan ini. Apakah anda menunggu sampai mereka datang kepada anda? Apakah anda menunggu sampai mereka melakukan perbuatan biadab ini di depan mata anda?

Sekelompok orang-orang beriman mesti bangkit dan mempertahankan agama Allah. Seseorang harus bangkit melakukannya. Kita seharusnya menjadi malu karena laki-laki Muslim tidak bertindak seperti layaknya seorang laki-laki. Kita semestinya menjadi malu karena tidak membela mereka yang telah diperintahkan Allah SWT untuk dibela. Bagaimana mungkin kita masih dapat tidur nyenyak di tempat tidur kita tanpa sedikitpun terganggu oleh hal-hal ini? Insya Allah saya akan bergabung dengan mereka yang telah memutuskan untuk pergi mempertahankan agama dan Ummat ini.

Allah SWT telah memerintahkan kita :
"Mengapa kamu tidak mau berperang di Jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a, 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!'" [QS An-Nisaa':75]
Allah SWT juga menegaskan :
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman" [QS At-Taubah:14]

Kita, dan bukan orang lain, yang harus membela dan melindungi wanita dan anak-anak kita. Mengapa kita gemetar ketakutan terhadap kewajiban yang dibebankan Allah SWT pada kita? Kita seharusnya bergembira atas kesempatan yang diberikan pada kita untuk menghukum orang-orang kafir dan untuk dapat berada dalam derajat yang tinggi di sisi Allah seperti yang disediakan-Nya bagi Para Mujahid. Begitu banyak pahala yang tersedia bagi Mujahid yang tidak diberikan kepada orang lain, setidaknya tujuh hal seperti tersebut berikut :
(catatan: antara lain tersebut dalam HR Imam Ahmad dan At-Tarmidzi dari Al-Miqdam bin Ma'd, Shahih Al-Jami' No. 5058)

1. Tetes pertama darah Syahidnya akan menjadi pengampunan atas seluruh dosa-dosanya
2. Ia akan dibebaskan dari azab kubur
3. Ia akan melintasi titian Shirat pada Hari Kiamat dengan kecepatan cahaya
4. Ia akan dinikahkan dengan tujuhpuluh dua orang bidadari Surga
5. Ia akan dikenakan mahkota dan pakaian keimanan, sehingga manusia lain mengenalinya sebagai seorang Syuhada
6. Dengan ijin Allah ia akan diberi hak untuk memberi Syafa'at bagi tujuhpuluh orang anggota keluarganya
7. Jiwanya bergabung dalam tubuh burung hijau yang terbang bebas di dalam Surga (In the Hearts of Green Birds)
Berada di medan perang adalah posisi paling aman yang dapat kita capai karena mereka yang berperang dengan fisiknya pada Jalan Allah tidaklah mati. Ini adalah satu hal yang disediakan Allah bagi anak cucu Adam AS yang mendekatkan mereka pada keabadian. Allah SWT telah memerintahkan kita untuk tidak berpikir bahwa mereka yang bertempur pada Jalan Allah telah mati. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di Jalan Allah itu mati, tidak, mereka bahkan hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka bergembira disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka (mati syahid), bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati" [QS Ali'Imran:169-170] 


Di dalam Hadits Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan bahwa jiwa Para Syuhada berada dalam tubuh burung hijau yang terbang bebas di dalam Surga.
(catatan: "Sesungguhnya jiwa Para Syuhada berada dalam burung hijau yang memakan buah-buahan Surga" [HR At-Tarmidzi dari Ka'b bin Malik, Shahih al-Jami' No.1555]. Tercatat pula dalam 40 Hadits Qudsi No.27, "Dari Masruq Beliau berkata, 'Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat "Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di Jalan Allah itu mati, tidak, mereka bahkan hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki"'. Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami bertanya kepada Rasulullah SAW dan Beliau menjawab, 'Jiwa orang-orang yang mati Syahid berada dalam tubuh burung hijau, memiliki lampion yang tergantung di bawah 'Arasy. Mereka terbang bebas di dalam Surga dan kemudian singgah kembali di lampion mereka. Allah SWT memandang kepada mereka dan bertanya, 'Apakah kalian menginginkan sesuatu?' Mereka menjawab, 'Apalagi yang kami inginkan sementara kami bebas di dalam Surga kemanapun kami ingin?' Dan Allah SWT bertanya kepada mereka tiga kali dengan pertanyaan yang sama. Ketika menyadari mereka akan terus ditanya kemudian mereka menjawab, 'Wahai Tuhan kami, kami ingin agar Engkau mengembalikan jiwa kami ke dalam tubuh kami sehingga kami dapat bertempur dan mati sekali lagi di Jalan-Mu'. Ketika Allah SWT melihat tidak ada keinginan mereka yang lain maka Dia membiarkan mereka'". Juga diriwayatkan oleh Muslim, An-Nasa'i and Ibnu Majah. Kata dalam bahasa Arabnya bukan Qalbu (heart/hati) tetapi Jawf yang berarti di bagian dalam, dimana hati sebagai pusatnya).
Juga, Mujahid tidak merasakan derita kematian. Diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang mati Syahid tidak merasakan derita kematian kecuali seperti cubitan belaka".
Keamanan yang diperoleh dengan berada di medan perang merupakan satu dari berbagai ironi dalam ciptaan Allah. Ketika Allah menciptakan Surga Dia menyelimutinya dengan kesulitan dan ketika menciptakan Neraka Dia membungkusnya dengan hasrat keinginan dan hawa nafsu. Hanya mereka yang percaya kepada Allah dan Janji-Nya yang memiliki rasa takut terhadap hasrat dan hawa nafsu ini. Mereka menemukan keamanan dalam tiap-tiap kesulitan yang mereka hadapi. Pada akhirnya, hanya ada dua hasil bagi mereka yang berjuang di Jalan Allah, yaitu mati syahid yang merupakan cara mati yang terbaik, atau kemenangan dimana kenikmatan dunia diperoleh dan pahala akhirat tersedia pada Hari Kemudian. Seorang Mujahid sejati tidak akan gagal dan ini adalah janji dari Tuhannya. Allah telah memerintahkan orang-orang beriman untuk berkata kepada musuhnya :
"Katakanlah, 'Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab yang besar dari sisi-Nya atau melalui tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kamipun menunggu seperti kamu'" [QS At-Taubah:52] 

Allah SWT telah menyediakan sesuatu yang istimewa pada Hari Kemudian hanya bagi mereka yang beriman kepada-Nya. Sementara bagi mereka yang ragu kepada Allah dan Janji-Nya akan menjadi orang yang gagal pada Hari itu. Dalam upaya memberikan penjelasan kepada mereka yang beriman dan yang ragu, Allah SWT telah menyediakan satu jual beli. Jual beli ini sangat jelas dan gamblang, tidak sulit untuk dimengerti dan dipahami, langsung kepada pokok permasalahan dan tujuan, serta tidak menimbulkan pemahaman/penafsiran berbeda-beda. Tuhan Yang Maha Pencipta telah berfirman :
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada Jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Itulah kemenangan yang besar" [QS At-Taubah:111]
Allah SWT menyediakan kita kesempatan yang lebih baik dari apapun juga. Kita bersama memahami bahwa segala sesuatu yang ada di dalam Surga adalah lebih baik dari apa yang ada di dunia. Jadi jika kita dihadapkan pada pilihan maka tentu saja kita lebih memilih Surga daripada dunia.
Allah SWT berfirman kita dapat menukar hidup dunia ini dengan Surga. Jual beli ini, sebagaimana tertulis dalam ayat di atas, adalah kesempatan terbaik yang diberikan oleh Yang Maha Pengampun Maha Penyayang. Hanya mereka yang bodoh yang akan menolak tawaran jual beli ini. Jika seseorang datang dan berkata kepada anda, "Besok saya akan memberi anda 13,7 juta dollar asalkan anda saat ini memberi saya uang 1 dollar". Anda akan berpikir dua hal. Anda berpikir ini adalah tawaran yang amat menggiurkan, dan serta merta anda mengeluarkan uang 1 dollar dan menyerahkannya kepada orang itu. Namun di lain pihak anda akan menolak tawaran ini. Alasan yang masuk akal mengapa anda menolak tawaran ini adalah karena anda tidak yakin orang ini benar-benar akan memberikan 13,7 juta dollar untuk 1 dollar milik anda. Menjadi jelas dalam pikiran kita bahwa satu-satunya alasan mengapa seseorang menolak untuk menukar hidupnya dengan akhirat dan Surga adalah karena dirinya tidak yakin dengan Janji Allah SWT. Mungkin kita berpikir ada satu jalan yang akan Allah gunakan agar supaya segala perbuatan kita tidak berguna bagi diri kita pada Hari Kiamat. Semoga Allah SWT mengampuni kelemahan hati kita.
Apa keuntungan yang didapat Allah dengan memerintahkan kita untuk melakukan jual beli ini? Pertanyaan ini terdengar seperti satu pertanyaan konyol, namun kita seharusnya mempertanyakan diri kita sendiri mengapa kita tidak memiliki komitmen total kepada Allah, mengapa kita takut menghadapi medan perang melebihi rasa takut kita terhadap api neraka. Kita juga patut mempertanyakan mengapa kita lebih memilih hidup ini sebagai ganti untuk akhirat. Saya percaya kepada Allah dan apa yang telah difirmankan-Nya adalah benar dan Dia juga tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari perintah-Nya. Saya akan menjual hidup saya, juga harta benda saya kepada Allah, semoga saya dapat meraih apa yang telah dijanjikan-Nya kepada mereka yang percaya pada jual beli ini.
"Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di Jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di Jalan Allah lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar" [QS An-Nisaa':74]

Anak cucu Adam AS tercipta dengan takdir sifat lemah dan tidak sabar. Dua sifat ini harus dikendalikan oleh Ummat Islam. Kita memandang keberadaan akhirat jauh sekali, padahal saat-saat akhir adalah amat dekat dan pada saat itu setiap anak cucu Adam AS akan mendapatkan apa yang patut diperoleh atas segala usahanya selama di dunia. Kebaikan yang diperoleh di dunia dan di akhirat akibat berperang pada Jalan Allah tidak ada bandingnya sama sekali. Jika kita memahami benar dan dapat merasakan segala kebaikan itu maka tidak diragukan lagi kita semua akan maju berperang. Namun di antara kita ada yang hatinya tetap terpaut di rumah, sifat lemah dan ragu-ragu memenuhi hati mereka. Bayang-bayang ketakutan menyelimuti mereka seperti gumpalan awan badai yang gelap, menghalangi mereka dari cahaya Surga. Allah SWT telah menjanjikan mereka yang ada di Surga akan melihat apa yang selama ini tidak pernah mereka lihat, telinga mereka akan mendengar apa yang selama ini tidak pernah mereka dengar, pikiran mereka dipenuhi dengan apa yang selama ini tidak pernah terpikirkan. Tidak diragukan lagi, jika mereka dapat melihat Surga maka mereka tidak akan ragu untuk mendatanginya. Namun demikian, mereka menolak Surga karena rasa takut mereka akan kesulitan dan kesakitan yang harus mereka hadapi di dunia ini.
"Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka (Perang Tabuk). Mereka akan bersumpah dengan nama Allah, 'Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersamamu'. Mereka membinasakan diri mereka sendiri (akibat sumpah palsu itu), dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Semoga Allah mema'afkanmu (Wahai Muhammad SAW). Mengapa kamu memberi ijin kepada mereka untuk tidak pergi berperang sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam hal keuzurannya), dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta? Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian tidak akan meminta ijin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa" [QS At-Taubah:42-44]

Kita sebagai Muslim harus menyimpulkan bahwa Jihad adalah bagian dari ajaran agama yang tidak dapat dijauhi dan ditinggalkan. Bergembiralah akan satu kesempatan dimana kita dapat termasuk dalam golongan orang-orang terhormat, yang diberi kehormatan oleh Yang Maha Tinggi. Malu dan menghindar dari apa yang telah diperintahkan Allah kepada kita berarti malu dan menghindar dari sukses. Allah SWT menganugerahkan kepada kita Jihad sebagai jalan untuk membela dan mempertahankan diri dan keluarga kita. Saat ini, akibat cinta kita kepada hidup ini, keluarga kita dibunuh dan dikuasai oleh musuh-musuh Allah. Bisa pengecut meresap dalam hati laki-laki Muslim yang menyebabkan masyarakat kita tertindas di seluruh dunia.
Jika anda tidak dapat pergi berperang maka setidaknya anda berkewajiban untuk menghimbau orang lain untuk pergi Jihad dan mendukung Jihad dengan harta dan lisan anda. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :
"Maka berperanglah (wahai Muhammad SAW) pada Jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri (jika Ummatnya tidak mau berperang, Rasulullah SAW tetap diwajibkan pergi berperang meski seorang diri). Kobarkanlah semangat Para Mu'min untuk berperang. Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar Kekuatan dan amat keras Siksaan-Nya" [QS An-Nisaa':84]

Saudara-Saudaraku dalam Islam, bantulah Mujahidin sehingga anda disebut sebagai seorang Mujahid. Seseorang yang membantu Mujahid untuk membeli senjata adalah juga seorang Mujahid. Jika kita membiarkan Jihad terabaikan dan dilupakan orang maka Ummat kita tidak akan pernah lepas dari kekejaman dan penindasan. Rasulullah Muhammad SAW yang kita cintai berperang 27 kali selama 27 tahun masa kenabiannya. Jika orang yang paling berpengaruh dan paling mulia di muka bumi ini saja tidak terbebaskan dari Jihad dan berbagai kesulitan-kesulitan di dalamnya, apa yang menyebabkan kita berpikir diri kita bebas dari Jihad?
Allah SWT telah menyediakan tempat berlindung di dunia bagi mereka Ummat Muhammad SAW. Tempat berlindung ini adalah tempat dimana laki-laki dapat terhindar dari kematian, kehinaan dan api neraka. Tempat ini adalah medan perang, tempat bertempur hanya bagi Dia yang telah menciptakan kita. Tidak diragukan lagi, medan perang adalah tempat paling aman di dunia bagi mereka yang beriman. Jangan pernah memiliki rasa takut atas kehormatan, keabadian dan Surga. Masuklah ke dalam medan perang hingga Allah SWT mengambil jiwa anda kembali kepada-Nya. Saya mengatakan ini bukan karena saya orang yang shaleh, saya hanya takut hidup saya tidak berkenan bagi Allah SWT di Hari Kemudian nanti. Setiap waktu saat saya mengingat kembali segala penolakan yang saya lakukan atas apa-apa yang telah diwajibkan pada diri saya, juga atas kesempatan-kesempatan dimana saya memperturutkan hawa nafsu terhadap hal-hal yang haram, maka hati saya penuh dengan rasa takut.
Alasan mengapa saya ingin pergi Jihad bukan karena iman saya kuat. Saya ingin pergi Jihad karena iman saya lemah dan saya takut melihat isi kitab saya di Hari Kiamat nanti. Tempat berlindung dari dosa-dosa saya adalah medan perang, membela hamba Allah dan membunuh sahabat-sahabat syaitan. Dengan berada di Jalan Allah saya merasa berada dalam jubah perlindungan yang memberi rasa aman karena saya yakin tidak ada rasa sakit dalam kematian dan saya tidak mati dalam pertempuran di Jalan Allah.
Bagi orang beriman tidak ada bahayanya berada di medan perang, medan perang hanya berbahaya bagi orang-orang kafir.
Saya memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dalam perbuatan dan tulisan saya. Saya bersaksi tanpa ragu bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah Nabi penutup, Utusan Allah.

________________________________________________
Wasiat terakhir : "AZZAM" rahimahullah
(Syuhada Indonesia yang syahid di Jenin)

Ya Alloh, jadikan kami generasi yang akan menyusul mereka (para syuhada)para syuhada badr, syuhada uhud, sampai syuhada iraq, afghanistan, pakistan, checnya dan pada hingga akhirnya Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar